Media Ekonomi Industri Televisi


Media Ekonomi  Industri Televisi
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi  

Dosen Pengampu :
Drs. Asykur Rifa’i, M.I.Kom

Oleh :

Sarafina Khairiah (1164050152)
Jurnalistik 4D


Hasil gambar untuk logo uin bandung terbaru 


ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
 BANDUNG
2018

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Media dan Ekonomi.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi. Selama proses penyusunan makalah ini tiada terlepas dari berbagai kendala dan rintangan.
Makalah ini berisikan tentang Media dan pasar global, Bisnis Media serta Media dan Ideologi Ekonomi dan diimpilkasikan dengan industry televisi. Mudah-mudahan makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk  itu tak salah jika kami senantiasa mengharapkan segala kritik dan saran demi perbaikannya  di masa datang.


Bandung,  Mei 2018


Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan............................................................................... 1
D.    Manfaat Penulisan............................................................................. 2
E.     Metode Penelitian.............................................................................. 2
BAB IIPEMBAHASAN .............................................................................. 3
A.       Media dan Pasar Global................................................................... 3
B.       Bisnis Media….................................................................................5
C.       Media dan Ideologi Ekonomi …......................................................6
D.       Industri Media..................................................................................6
E.        Studi Kasus .....................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................... 10
A.       Kesimpulan.................................................................................... 10
B.       Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Media Massa adalah kelas yang mengatur.Demikian premis teori Marxis tentang posisi media dalam sistem kapitalisme modern. Media massa diyakini bukan sekedar medium lalu-lintas pesan antar unsur-unsur sosial dalam suatu masyarakat, melainkan sebagai alat penudukan dan pemaksaan konsensus oleh kelompok yang secara ekonomi dan politik dominan.
Sejarah menunjukan, media massa pada akhirnya mencapai puncak perkembangan sebagai lembaga kunci dalam masyarakat modern. Media massa mampu mempresentasikan diri sebagai ruang publik yang utama dan turut menentukan dinamika sosial, politik dan budaya, ditingkat lokal maupun global. Media juga menjadi medium pengiklan utama yang secara signifikan mampu meningkatkan penjualan produk barang dan jasa. Media massa mampu menghasilkan surplus ekonomi dengan menjalankan peran penghubung antara dunia produksi dan konsumsi. (Sudibyo, 2004, pp. 1-118)

B. Rumusan Masalah
     1. Bagaimana Media dan Pasar Global di Indonesia ?
     2. Bagaimana Perkembangan Bisnis dan Media ?
     3. Bagaimana Peran Media dan Ideologi Ekonomi ?
     4. Bagaimana Media Industri Televisi ?
    
C. TujuanPenulisan
     1. Untuk mengetahui bagaimana Media dan Pasar Global di Indonesia.
     2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis dan media.
     3. Untuk mengetahui peran media dan ideology ekonomi.
    

D. Manfaat Penulisan
Manfaat pembuatan makalah ini adalah.
1.         Bagi Masyarakat
Dengan pembuatan makalah ini agar Masyarakat mengetahui hubungan antara media dan ekonomi yang ada di Negara Indonesia, sehingga masyarakat bisa melek media dalam acuan bidang ekonomi khususnya.
2.         Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana konteks media dalam lingkup ekonomi.Serta makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik kepada mahasiswa guna bisa mencegah pola kepentingan ekonomi, dan kepentingan pemilik modal dibalik sebuah media.

E. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adalah  dengan metode studi kepustakaan (literatur). Yaitu metode yang dilakukan dengan mengutip dari buku-buku, artikel, jurnal, dan yang lainnya tentu yang berhubungan dengan pembahasan.Lalu kemudian membandingkan tulisan-tulisan yang didapat dan setelah itu menyimpulkannya.








BAB II
PEMBAHASAN

Pada tingkat pengelolaan perusaan media, studi ekonomi media memiliki 3 dimensi: (1) dimensi revenue, (2) dimensi cost, dan (3) dimensi profit.  (Hasan, 2006, pp. 329-334)
Dimensi revenue atau omset penjualan adalah media mendapatkan pemasukan berdasarkan dari hasil produksi yang dikeluarkanoleh media tersebut bukan dari penanam modal.Dimensi cost adalah pembiayaan yang dikeluarkan oleh media untuk melakukan produksi. Dimensi profit adalah keuntungan yang didapatkan dari hasil produksi suatu media.
Disamping itu, yang membedakan industry media dengan industry lainnya adalah ciri-ciri ekonomisnya, seperti: (1) produk ganda (dual product), yakni: content product dan audience product, (2) pasar ganda (dual market) yakni: consumer market dan advertiser market, (3) industry media memiliki misi ganda (dual mission) yakni: economi mission dan non-economi atau public mission. (Hasan, 2006, pp. 329-334)
Perbedaan industry media dengan industry lainnya dalam segi ekonomi yaitu pertama, produk ganda maksudnya industry menghasilkan produk berupa konten dan penikmat.Kedua, yaitu pasar ganda dimana penjualan produknya kepada para penikmat/khalayak dan perusahaan iklan. Ketiga yaitu misi ganda adalah tujuan dari produksi tersebut  untuk mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi dan untuk masyarakat atau khalayak penikmat konten yang disajikan.

A.    Media dan Pasar Global
Media massa kini tidak lagi dianggap sebagai entitas tunggal institusi masyarakat, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya, (1) Perubahan media massa yang menjadi industri; (2) Perubahan sistem politik yang turut mengubah kebijakan media; dan (3) Dorongan revolusi teknologi yang turut memengaruhi pertumbuhan dan penyebarluasan usaha media massa. Masuknya unsur modal, juga mengharuskan media massa memikirkan pasar demi memperoleh keuntungan, baik dari penjualan maupun dari iklan.(Imran, 2012, pp. 47-60)
Media massa saat ini harus memiliki keberadaan yang unik dan berbeda yang dapat membedakan identitasnya dengan media lainnya. Sehingga masyarakat dapat tertarik dengan keberadaan media tersebut. Faktor-faktor yang dapat membedakan suatu media dengan media lainnya yang pertama ialah, perubahan media massa yang menjadi industry. Maksudnya keberadaan media massa bukan hanya sebagai penghibur bagi masyarakat saja, melainkan media juga sebagai sarana yang dapat menciptakan lapangan kerja, barang, jasa, serta dapat menghidupkan industry lainnya yang terkait. Kedua, perubahan sistem politik yang turut megubah kebijakan media. Maksudnya, kebijakan suatu media tidak luput dari peran politik, seperti suatu media yang mendukung politik tertentu dibatasi peyebaran informasinya tentang unsur-unsur politik pihak lain. Ketiga, dorongan revolusi teknologi yang turut memengaruhi pertumbuhan dan penyebarluasan usaha media massa, yaitu berkembangnya teknologi membuat kemajuan yang cukup positif bagi usaha media massa dalam menyebarluaskan informasi. Setiap media tentunya memiliki investor untuk mendapatkan keuntungan, jadi media harus melakukan suatu inovasi tehadap penjualannya dan iklan.
Salah satu pihak yang berkepentingan dalam regulasi dan globalisasi media di Indonesia yaitu pasar bisnis industri media di Indonesia.Salah satu ciri globalisasi adalah desakan kuat atas bisnis internasional, termasuk didalamnya bisnis dan industri media.Terpaan sistem kapitalisme media global menjadi keniscayaan dan media media Indonesia masuk sistem besar kapitalisme media dunia.Kepentingan kapitalisme global adalah memperluas pasar media diseluruh dunia, termasuk ke Indonesia.Apalagi Indonesia mempunyai potensi pasar yang luar biasa.Faktor pasar ekonomi global dalam ekonomi Indonesia berkentingan untuk menjadi tempat “menyelamatkan diri” para awak dan pelaku industri media di Indonesia. (Rahmitasari, 2017, pp. 72-309)
Kehadiran media dalam pasar global tampak terlihat bahwa munculnya pertelevisian di Indonesia sangat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.Dalam kapitalisme global juga televisi membutuhkan program siaran yang diakomodasikan oleh penyedia konten asing. Maksudnya adalah jadi media Indonesia dapat melakukan film seri impor dari India atau Negara lain yang hingga kini bisa dikonsumsi para khalayak. Namun, impornya beberapa film dari luar negeri juga menjadi perhatian pemerintah untuk tetap membatasi tayangan impor di televisi.

B.     Bisnis Media
Pada media pers surat kabar penerimaan dari iklan mencapai 70-80% dari total income. pada radio dan televisi, dimana pemirsa atau pendengar tidak dipungut biaya maka pemasukan iklan merupakan satu-satunya income atau 100%. Dari sini kelihatan bahwa media tidak bisa lagi dianggap sebagai institusi sosial.Media telah menjadi perusahaan bisnis sebagaimana perusahaan lainnya, dimana profit atau laba menjadi motivasi dasarnya.Media juga harus bersaing di pasar, baik dalam merebut pasar, content-nya maupun dasar audience-nya.(Hasan, 2006, pp. 329-334)
Media sebagian besar mengandalkan iklan sebagai pemasukan dalam segi ekonomi untuk menunjang segala kegiatan produksinya. Karena hal tersebutlah membuat media dinilai sebagai institusi bisnis yang hanya mengandalkan kerjasama dengan perusahaan lain terutama perusahaan iklan. Terjadi persaingan antara satu media dengan media lainnya dalam menyajikan content dan audience, sehingga bila ingin memproduksi suatu content yang berkualitas dan dinikmati oleh khalayak banyak media membutuhkan biaya produksi yang cukup.
Sebagai institusi bisnis media massa sama halnya dengan korporasi, yaitu menjalankan operasinya dengan orientasi ke dalam (inward looking), untuk kepentingan sendiri. (Alfarabi, 2010, pp. 1-4)
      Media massa dalam konteks bisnis hanya mementingkan tentang keuntungan yang di dapat di dalam sebuah perusahaan media tersebut. Media dapat melakukan berbagai cara untuk dapat mendapatkan keuntungan seperti bekerjasama dengan lembaga politik tertentu untuk membantu mensukseskan kepentingan politiknya seperti adanya iklan untuk kampanye dan lain sebagainya.

C.    Media dan Ideologi Ekonomi
Melalui pendekatan ekonomi, bahwa isi media lebih ditentukan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik diluar pengelolaan media.Faktor pemilik media, modal, dan pendapat media dianggap lebih menentukan bagaimana wujud isi media. Faktor-faktor inilah yang menentukan peristiwa apa saja yang bisa atau tidak bisa ditampilkan dalam pemberitaan, serta kearah mana kecenderungan pemberitaan sebuah media hendak diarahkan. (Sudibyo, 2001, pp. 2-310)
Dalam pendekatan ini, mekanisme produksi berita dilihat sebagai bagian integral dari relasi ekonomi dalam struktur produksi.Pola dan jenis pemberitaan ditentukan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi yang secara dominan menguasai pemberitaan. Kenapa media memberitakan dengan cara seperti itu dan mengabaikan cara pemberitan yang lain? Jawabannya dicari dengan melihat kepentingan ekonomi, dan kepentingan pemilik modal dibalik sebuah media. (Sudibyo, 2001, pp. 2-310)
Ideologi merupakan hal wajib bagi sebuah media, dengan ideologi akan tahu arah fungsi media. Di dalam ideologi disitu terkandung hal-hal yang sifatnya formal danideal tentang banyak hal, ideologi akan menyangkut bagaimana ekonomi dan politik itu akandijalankan, bagaimana distribusi nilai-nilai itu akan dilakukan. Disisi lain pergeseran ideologi ekonomi dalam media telah terjadi dimana ideologi dikalahkan oleh kepentingan jangka pendek oleh pemilik modal sebuah media dalam mengejar kepentingan pribadi.

D.    Industri Media Televisi
Perkembangan teknologi telah memunculkan era kapitalisme di kepemilikan perusahaan media. banyak sekarang ini media yang diduduki atau dikuasai oleh berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan mencari keuntungan, politik dan budaya. Salah satu media yang  banyak diincarkan para kaum kapitalis adalah media televisi. kemampuan menyediakan visual dan audio dalam satu perangkat menjadikan media televisi memiliki daya tarik sendiri. Konsumen tertarik dengan sajikan yang hampir menyerupai tatap muka secara langsung,  padahal yang terjadi adalah tatap muka secara tidak langsung. Semakin banyaknya kepemilikan televisi di Indonesia menyebabkan bidang media mendapat  perhatian bagi para pengusaha untuk menginvestasikan modalnya untuk menguasai bidang tersebut. tujuan mulia dari sebuah televisi untuk memberikan tayangan yang mendidik dan  berguna untuk audiens lama kelamaan menjadi luntur karena efek kapitalisme yang menghinggapi perusahaan-perusahaan media sekarang ini. Televisi menjadinya siarannya sebagai ladang pencari uang. Pemirsa “dipaksa” untuk memperbanyak rating suatu program tv agar ketertarikan pengiklan tinggi dan harga jual spot menjadi mahal. Tayangan didominasi oleh program-program humor yang berbau kekerasan, gossip dan hal-hal yang menyenangkan tetapi tidak mendidik pemirsanya.
Televisi sekarang ini menyediakan tayangan yang disukai atau diminati oleh pemirsanya, bukan tayangan yang diperlukan oleh pemirsa seperti tayangan pendidikan. Iklan yang ditayangkan juga membuat pemirsa memiliki prilaku komsumtif melalui tampilan yang meningkatkan keinginan pemirsa untuk membeli barang. Tidak hanya dengan menjual program acara dan iklan, para pemilik media atau pengusaha mencoba untuk menguasai pasar media dan mengendalikan arus informasi yang sampai pada audiens. Keluarnya Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dan Undang Undang  Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran memunculkan kebebasan para pengusaha untuk memiliki dan memusatkan kegiatan media dalam satu lingkup kegiatan.
Konglomerasi media dilakukan oleh para pemilik media untuk mencapai tujuan menguasai pasar media dengan memiliki beberapa perusahaan media. Dengan cara tersebut, pemilik dapat mengendalikan arus infomasi, mengurai persaingan, mendominasi pasar dan meningkatkan pendapatan. Meskipun hal ini terlihat menguntungkan untuk para pemilik perusahaan besar, perusahaan kecil yang bergabung menjadikan hal ini sebagai sarana batu loncatan, peningkat popularitas dan pertolongan modal untuk berkembang. Salah satu contoh dari konglomerasi media di televisi adalah MNC group. MNC group terdiri dari MNC TV, RCTI, Global TV dan beberapa media lainnya. MNC group memiliki tiga televisi swasta nasional untuk mencoba menguasai pasar televisi nasional dan mengatur arus informasi yang berjalan. Selain usaha menguasai pasar media televisi, MNC group berusaha untuk mengusaai media secara keseluruhan. Hadirnya MNC group di media cetak, radio dan rekaman mencontohkan pemusatan untuk menguasai pasar media di Indonesia. Pada riset yang dilakukan oleh AGB Nielsen Reseacrh, pada kuartal ke-3 tahun 2006, MNC Group meraup 4,8 triliun dari total belanja iklan di televisi. Hal ini menunjukan bagaimana media massa mampu menghasilkan pendapatan yang besar dan menjadikan media massa sebagai lahan untuk menghasilkan uang. Dibawah adalah tabel keuntungan beberapa televisi swasta nasional di Indonesia dari belanja iklan : Stasiun TV Pendapatan % MNC Group 4,8 Triliun 32,9 Trans Corp. 3,4 Triliun 23,2 ANTV & Lativi 2,3 Triliun 15,7 Selain untuk mendapatkan pendapatan dari industri media, televisi digunakan oleh beberapa individu atau kelompok untuk kepentingan politik. Seperti yang terjadi sekarang ini, iklan-iklan di televisi berisikan wajah-wajah para calon legislatif, presiden atau informasi seputar  politik dan partainya. Televisi digunakan sebagai media untuk meningkatkan elektabilitas suatu partai dan kandidatnya. Program televisi yang menayangkan kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan politik pemilik perusahaan media televisi tersebut.

E.     Studi Kasus
Ekspansi media menghasilkan kekuatan yang lebih besar lagi dalam mengendalikan masyarakat melalui sumber-sumber produksi media berupa teknologi, jaringan dan lainnya. Selain itu tentunya juga profit bagi pengusaha. Memang diakui bahwa industri komunikasi massa tidak menghindari tuntutan faktor ekonomi dan politik. Dalam pendekatan ekonomi politik media dapat dilihat bahwa faktor produksi, distribusi dan konsumsi media massa merupakan proses timbal balik yang terus menerus dialami oleh setiap pelaku dan organisasi media massa. (Lase, 2014, pp. 15-23)
Banyaknya media yang berkembang pada saat ini, membuat perusahaan media saling berlomba memperebutkan perhatian masyarakat sebagai unsur utama kesuksesan media tersebut.Tanpa masyarakat sebagai pelaku utama penikmat sajian yang ditampilkan oleh suatu media, menjadi tolak ukur kesuksesan media tersebut, dalam hal ini sesuai dengan pembahasan yaitu ekonomi.
Persaingan media pun menjadi sangat ketat, sementara media tidak hanya bisa hidup dari idealism dan mengusung kepentingan publik, karenanya media harus memiliki basis ekonomi yang kuat. Untuk dapat bertahan, media melakukan kreativitas ekspansi.Tren yang tampak adalah media melakukan spasialisasi baik dalam bentuk integrasi horizontal maupun integrasi vertikal.(Lase, 2014, pp. 15-23)




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Pada tingkat pengelolaan media, studi ekonomi memiliki 3 dimensi yaitu, dimensi revenue, dimensi cost, dan dimensi profit.
      Media massa saat ini harus memiliki keberadaan yang unik dan berbeda yang dapat membedakan identitasnya dengan media lainnya. Sehingga masyarakat dapat tertarik dengan keberadaan media tersebut
      Salah satu ciri globalisasi adalah desakan kuat atas bisnis internasional, termasuk didalamnya bisnis dan industri media.Terpaan sistem kapitalisme media global menjadi keniscayaan dan media media Indonesia masuk sistem besar kapitalisme media dunia.Kepentingan kapitalisme global adalah memperluas pasar media diseluruh dunia, termasuk ke Indonesia.Apalagi Indonesia mempunyai potensi pasar yang luar biasa.
Media telah menjadi perusahaan bisnis sebagaimana perusahaan lainnya, dimana profit atau laba menjadi motivasi dasarnya.Media juga harus bersaing di pasar, baik dalam merebut pasar, content-nya maupun dasar audience-nya.
Faktor pemilik media, modal, dan pendapat media dianggap lebih menentukan bagaimana wujud isi media. Faktor-faktor inilah yang menentukan peristiwa apa saja yang bisa atau tidak bisa ditampilkan dalam pemberitaan, serta kearah mana kecenderungan pemberitaan sebuah media hendak diarahkan.
Konglomerasi media dilakukan oleh para pemilik media untuk mencapai tujuan menguasai pasar media dengan memiliki beberapa perusahaan media. Dengan cara tersebut, pemilik dapat mengendalikan arus infomasi, mengurai persaingan, mendominasi pasar dan meningkatkan pendapatan. Meskipun hal ini terlihat menguntungkan untuk para pemilik perusahaan besar, perusahaan kecil yang bergabung menjadikan hal ini sebagai sarana batu loncatan, peningkat popularitas dan pertolongan modal untuk berkembang.

B.     Saran
      Dengan adanya makalah ini penyusun memberikan saran kepada pihak-pihak berikut ini :
a.       Bagi Mahasiswa
Untuk membiasakan meluangkan waktu untuk membaca buku-buku tentang media dan ekonomi, walaupun hanya sebentar dengan membudayakan membaca buku akan bisa melek dan berpikir tentang perubahan yang terjadi dilingkup media dan ekonomi saat ini.
b.      Bagi Lembaga Kampus
Perpustakan sebaiknya menyediakan buku yang lebih lengkap terutama dalam buku jurusan komunikasi, sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam mencari referensi dan mengerjakan tugas kuliah.





DAFTAR PUSTAKA


Alfarabi. (2010). Kajian Komunikasi Kritis Terhadap Ekonomi Politik Media. Jurnal Idea Fisipol UMB.
Formas Juitan Lase, A. O. (2014). Ekonomi dan Diferivikasi Media Massa. Jurnal Interaksi.
Hasan, B. (2006). Ekonomi Media: perlukah?
Imran, H. A. (2012). Media Massa, Khalayak Media, The Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena Diskursif. Jurnal Studi Komunikasi dan Media.
Lase, F. J. (2014). Ekonomi dan Diversifikasi Media Massa. Jurnal Interaksi.
Rahmitasari, D. H. (2017). Manajemen Media di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sudibyo, A. (2001). politik media dan pertarungan wacana . Yogyakarta: LKIS.
Sudibyo, A. (2004). Ekonomi Politik Media Penyiaran . Jakarta: LKIS.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kangen SMP:'3

Super Junior- Song For You

my strange feeling-_-